Sori bro, gue sedang sibuk, sholat nya nanti dulu. Sebentar lagi ya.. *kata temen satu kantor
Oke bro, di lanjut sibuknya. Gue duluan yess.
Bukan hanya sholat. Ada banyak amal ibadah lainnya yang di tunda dan pada akhir masanya malah tidak dilakukan sama sekali.
Proses tawar menawar ini menarik. Kita memiliki serangkaian aktivitas wajib dan sunnah, dan kita pula yang menawarnya agar menundanya dan ada pula yang tidak melakukan nya.
Motivasi bersedekah untuk dapat balasan berkali kali lipat. Nah kalau tidak sesuai dengan harapan bagaimana? Mau menuntut Tuhan?
Ada kisah pembunuh dan pelacur yang masuk surga karena sedikit kebaikan sebelum kematiannya padahal punya banyak dosa tapi lolos dari neraka. Mereka punya keutamaan, tidak menunda kebaikan di saat hidayah turun padanya.
Kata imam hasan al bana, al wajibatu aksaru minal auqot. Kewajiban lebih banyak daripada waktu yang tersedia. Banyaknya kewajiban yang di berikan kepada kita tidak sebanding dengan waktu yang tersedia.
Mulai dari urusan kewajiban sebagai suami atau istri saja banyak yanh belum terpenuhi dengan baik. Bagi yang single atau sinonimnya jomblo, meski sendiri, waktunya yang luang itu banyak kewajiban dirinya yang tidak dipenuhi.
Kadar kesibukan kita berbeda beda. Kita punya cara tersendiri untuk menyelesaikan kewajiban yang ada dalam diri kita. Meski definisi kesibukan itu sendiri masih bias, masih tidak jelas, sibuk apaan sih? Lha wong gitu gitu aja.
Tapi namanya juga pembenaran, harus di benar benarkan meskipun salah. Bertindak semaunya tanpa melihat dampaknya bagi orang lain. Kalau perlu pakai dalil dan logika alasan yang harus diterima.
Jadi, ada pentingnya berhenti dulu dari kesibukan yang ada. Untuk muhasabah diri, mengevaluasi diri untuk membaca semua tindakan selama ini. Apakah isinya kebaikan, penundaan atau keburukan semuanya?
Setelah tau, buatlah strategi dan perencanaan sederhana agar dapat terlaksana dengan baik.
Cilegon, 28112017
Roby Martin
Komentar
Posting Komentar