Langsung ke konten utama

Kematian Orang-Orang Saleh

Di antara perasaan ganjil yang melingkupi masa pandemi ini, yakni ketakutan kehilangan orang yang terdekat, orang yang dicintai, dikagumi, teman ngobrol hingga orang-orang yang saleh.

Tidak ada obat yang ampuh untuk mengobati kehilangan selain bertemu, sedangkan yang memisahkan dari kehilangan itu adalah kematian. Benar, kematian adalah kepastian, semua dari kita akan kebagian jatah untuk mati juga.

Tentang kematian orang-orang saleh ini agak sulit bisa saya terima, terpikir siapa lagi yang dapat menggantikan suri tauladan dan gudangnyaa ilmu yang dimiliki mereka, di saat lebih banyaknya orang-orang yang bodoh menyampaikan ilmu dan mengatakan apa-apa yang tidak dia kerjakan.

Nampaknya stok orang-orang saleh berkurang dan ini tugas besar bagi kita yang menyadari ada peran yang dapat kita ambil untuk memberikan manfaat bagi banyak orang. Sedikitnya dapat menggantikan peran orang-orang saleh, walau masih jauh dari keilmuan yang mereka punya.

Masa pandemi ini menyodorkan kita banyak hal yang tidak kita mengerti, kehilangan banyak hal, menyulut kemarahan, obsesi yang tak kunjung usai, keserakahan yang sering menuntut diri kita. Kematian orang-orang saleh ini menyisakan pertanyaan besar, sebelum kematian datang kepada diri kita, kebaikan dan kebermanfaatan apa yang sudah diberikan untuk banyak orang atau setidaknya orang terdekat?

Jangan-jangan tidak ada kebaikan dan jangan-jangan kita masih sibuk dengan urusan diri sendiri saja. Duh, celakanya! 

 

Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...