Kalau ada ajaran Islam yang melarang musik, ketahuilah ini bagian dari ijtihad ulama yang melarang, sebab memang ada yang memakai musik untuk kemaksiatan.
Melihat perbedaan di Islam yang beragam janganlah heran, hasil reinterpretasi ajaran Islam begitu banyak yang ditentukan oleh ijtihad atau pendapat ulama.
Kebingungan yang terjadi adalah saya ini harus menikmati musik atau meninggalkan musik?
Bagi yang bingung ini biasanya mulai meninggalkan musik pelan-pelan sambil mencari dalil yang menguatkan keyakinannya untuk total meninggalkan atau kalau ada kelonggaran nantinya akan bermain musik lagi.
Melihat bagaimana Uki Alkautsar mantan gitaris band Noah memilih untuk meninggalkan musik dan fokus kepada belajar Islam manhaj salaf. Begitupun saat Tantri Kotak band memilih tetap bermusik dengan jalan belajar dari ulama yang membolehkan musik.
Fenomena ini saya lihat begitu luasnya khasanah keislaman yang membebaskan pemeluknya untuk memilih sesuai kecenderungan yang paling bisa dia ambil.
Jika kecenderungannya adalah saklek-saklekan memang baiknya di urusan halal dan haram. Jadi, titik balik hijrahnya dalam beragama adalah dengan mengurusi mana yang halal haram sampai menentang dan melawan mereka yang tidak sama pendapatnya.
Sebaliknya jika kecenderungannya adalah moderasi atau memahami konsep wasatiyah maka melihat teks melalui konteks yang ada. Proses pembelajaran beragamanya melalui sinkronisasi pertemuan wahyu dan akal, tidak mudah menyalahkan yang lain karena semuanya boleh benar dan baik dalam tempatnya masing-masing.
Komentar
Posting Komentar