Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

Recall Memory

Cara untuk memanggil memori atau recall memory yakni dengan mengingat-ingat kembali gambaran apa saja yang masih tersimpan di long time memory yang ada di bagian otak hippocampus. Dari gambaran yang ditangkap akan muncul juga pikiran dan perasaan tertentu. Jika kita mau mendetailkan gambaran tersebut, akan terlihat runutan kejadiannya dan lengkap dengan suasana perasaan yang ada di dalamnya. Jadi pada saat kita membayangkan wajah seseorang yang sudah lama tidak pernah ketemu dengan merecall memory di saat dahulu bertemu, maka kumpulan koleksi kenangan akan muncul dan terjadi labelling terhadap orang tersebut.  Segala informasi yang tersimpan akan terpanggil kembali, kesan dan suasana yang ada di dalamnya akan teringat kembali, begitupun dengan gambaran, suara serta rasa yang ada di masa lalu ditarik hadir ada di saat ini. Memanggil ulang ingatan ini akan menjadi ingatan yang traumatik jika kita punya kesan yang buruk, namun saat kita sudah berdamai dengan kesan buruk tersebut, maka...

Menemui Kesedihan dan Kehilangan

Salah satu cara untuk mentrigger kesedihan adalah dengan merasakan kehilangan. Semakin dalam rasa kehilangan maka kita pun diajak masuk ke dalam labirin kesedihan. Kesedihan identik dengan tangisan, karena respon tubuh dalam mengekspresikan adalah dengan mengeluarkan air mata, sesegukan dan kadang memukul tubuhnya atau benda terdekatnya. Lebih luas lagi kesedihan bisa diekspresikan melalui tulisan. Strukturnya adalah apa-apa yang ada di pikiran dan perasaan dilepaskan melalui media tertentu. Dengan melepaskan apa-apa yang menggantung atau tertahankan di pikiran dan perasaan akan keluar terlepas dan ada perasaan lega. Kelegaan emosional ini harus dihabiskan. Jika ingin menangis habiskan hingga tuntas, sampai tidak bersisa dan dengan sendirinya tergantikan dengan kebalikan dari emosi yang dilepaskan. Yang tadinya sedih akan berganti tawa, atau setidaknya perasaan 'plong'. Nah, kemudian dari sini lah kita dapat melihat kembali, bahwa saat ini kita tidak bisa terus menerus menangis...

Mendekat Taufik, Memahami Hidayah

2007 saya melihat untuk pertama kalinya sosok pria yang berperawakan khas dan gagah, keberaniannya dalam mengemukakan pendapat di acara motivasi dalam agenda ospek kampus begitu cerdas dan saya punya prediksi ini orang pasti dulunya punya pengalaman memimpin organisatoris yang baik. 2008, 2009 dan 2010 kami mulai mengenal dekat, mulai dari kajian pekanan, kegiatan organisasi kampus dan ekstra kampus. Ternyata kami punya kesamaan yakni spealisasi menjadi seksi acara, beliau sebagai konseptor yang mampu merunut agenda acara secara sistematis dan rapi, sedangkan saya cukup baik di koordinasi lapangan dan dinamisasi acara. 2011 dan 2012 kami didekatkan lagi melalui satu kepengurusan di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik yang di masa akhir kepengurusan banyak yang sudah wisuda, namun kami masih berjibaku mengurusi kaderisasi dan Laporan Pertanggungjawaban hingga selesai. November 2012 kami wisuda bersama, di 2013 kita sudah kerja di tempat masing-masing. Perjalanan tahun-tahun ...

Ikatan Emosional

Mata adalah jendela pikiran manusia, melihat seseorang dari matanya sama dengan masuk ke dalam ruang batinnya. Setelah melalui matanya, kemudian ekspresi wajah memunculkan respon yang berasal dari pikiran dan perasaannya. Ikatan emosional ini menyambung dan sampai melampui ruang dan waktu, seseorang dapat masuk dalam suasana ikatan emosional ketika dirinya menautkan dalam penyatuan (divosi). Penyatuan atau divisi ini punya kemampuan menarik apapun yang ada di dalam sosok yang dituju. Jika dalam tradisi islam ada istilah bertawasul, penyatuan antara yang mendoakan dan yang didoakan terjadi ikatan emosional satu sama lain tanpa didasari. Bahkan di level metafisik, jika yang ditarik adalah karomah atau kesaktian yang diinginkan, bukan tidak mungkin hal tersebut akan masuk sesuai apa yang ditarik oleh pikirannya. Bermain-main di dunia pikiran atau energi yang berisi kesaktian memang seru dan bisa dipamerkan, namun tetap ada resikonya. Lebih dari itu semua, relevansinya dengan ikatan emosio...

9 Nilai Utama Gus Dur

Menghafal dan membaca kembali nilai-nilai yang tertuang 9 nilai utama Gus Dur, teringat mirip-mirip ketika saya menghafal 10 baiat atau arkanul baiat Ikhwanul Muslimin (IM) yang dipopulerkan oleh Hasan Al Banna. Akan tetapi isinya tentu berbeda, kalau di arkanul baiat di awali dengan al fahmu dan di akhiri dengan ats tsabat, di 9 nilai utama Gus Dur di mulai dengan ketauhidan dan dituntaskan dengan kearifan tradisi.  Bagi saya, perbedaan ini membedakan nilai perjuangan yang dianut. Yang saya cermati bahwa 9 nilai utama Gus Dur ini punya daya jangkau yang melampaui zaman dan membumikan nilai universalitas yang dapat diterima oleh semua kalangan yang berbeda agama ataupun pemikiran. Boleh dibilang ketika seorang yang beragama islam yang memaknai dan mengamalkan 9 nilai utama Gus Dur mengarahkan kepada ketakwaan. Bukan hanya itu seorang yang menganut agama Kristen, Katolik, Budha, Hindu, Khonghucu dapat bertakwa. Dalam artian takwa melakukan kebaikan dan menghindari keburukan. Semua a...

Terima Kasih Untuk Selalu Ada

Menginjak enam tahun, tepat di tanggal ini saya seperti terseret masuk ke lorong waktu untuk mengalami kembali merasakan romantisme masa lalu yang erat dan dekat dengan euporia awal menikah. Rasanya anjim banget, tidak seindah iklan yang ada di siroh nabawiyah yang katanya pernikahan isinya suguhan kenikmatan dan keberkahan dan tidak seburuk yang dibayangkan juga sih.  Menggambarkan kami adalah keluarga bahagia, ada benarnya sebab anak bungsu kami bernama Bahagia. Namun yang kurang benarnya, kami memahami kebahagiaan itu urusan personal, bukan berasal dari keluarga.  Artinya pribadi yang bahagia dengan sendirinya dapat membahagiakan anggota keluarga lainnya. Sumbernya berasal dari dalam diri, kemudian keluar menginspirasi yang lainnya.  Terima kasih untuk selalu ada untuk istri, yang berkat kesabarannya yang hampir habis mampu menerima kebaikan juga keburukan saya secara bersamaan. Saya tahu ini bukan hal yang mudah, tapi ini soal seni membangun dan merawat cinta maka kes...

Paket Komplit

Pernah tidak kita menemukan masalah hidup yang berulang? Masalah hidup yang sudah selesai pada suatu momen, eh malah terulang kembali tanpa kita mengerti mau bagaimana lagi cara penyelesaiannya. Sebenarnya permasalahan utamanya bukan di berulang-ulangnya, hal yang paling utama adalah terletak pada belum tuntasnya aksi kita terhadap tindakan yang menghentikan masalah hidup yang berulangkali terjadi. Setiap permasalahan hidup berasal dari dalam diri kita yang hadir agar membuat belajar atasnya. Jika pembelajaran tersebut membuat kita berbenah diri maka masalah tersebut akan terhenti. Sehingga dengan modal pembelajaran yang efeknya ada pada transformasi diri. Dengan kata lain tindakan mengkomplitkan diri atas masalah yang dihadapi membuat kita selesai dari pola hidup yang berulang. Apabila yang sering terjadi adalah masalah yang itu lagi dan itu lagi, perhatikan kembali kualitas tindakan kita, tuntaskan sampai habis, selesaikan hingga usai.

Labelling

Pelabelan seseorang terhadap benda gunanya untuk mengetahui nama dan identitasnya. Mirip-mirip dengan hal tersebut, pelabelan terhadap seseorang pun kita gunakan untuk memberikan nama khusus dan identitas diri yang melekatinya. Dikatakan orang tersebut sering bermain panahan, karena kita melihat di media sosial atau melihat langsung kemampuannya bermain panahan, maka untuk mempermudah ingatan, kita sebutkan oh.. Roby yang suka maen panahan itu. Sampai merekomendasikan siapa saja yang ingin berlatih panahan, tinggal hubungi Roby. Kira-kira begitu biasanya awal mula tercipta pelabelan terhadap seseorang. Kesan apa yang muncul dibenaknya untuk mengingat berdasarkan aktivitas rutin yang ditampilkan atau punya ciri khas tertentu. Jadi orang lain memperhatikan ciri khas apa yang tampak di tubuh fisik, hobi, pekerjaan dan seterusnya. Ada labelling yang baik dan ada juga yang buruk. Hal ini berkaitan dengan standard moral yang ada, pemberian label yang baik akan tersematkan dengan sendirinya k...