Untuk bisa menjadi gila dalam kondisi waras itu sulit. Gila yang di maksud adalah mampu bersikap jenaka, lucu, humoris, santai pada kondisi yang serius, kaku sehinga dapat lentur dalam menyikapi apapun.
Jika kewarasan tidak mampu membendung kekisruhan amarah dan kebekuan ego, tertawa dan menjadi gila adalah alternatif agar kita dapat selalu happy dan terhindar dari terburu buru untuk marah; ngamukan.
Lihat saja keramaian sosial media kemarin, kebanyakan di penuhi komentar mengenai abu janda al boliwudi dan felix siauw. Seolah seperti perang keyakinan. Antara haq dan yang batil.
Mungkin karena kebanyakan yang terlalu serius meladeni kelakuan permadi atau ustad abu janda sebagai perlawanan anti islam dan anti khilafah. Padahal ia hanya penggiat sosial media yang lucu ala ala komedian setiap membuat meme, video dan statusnya.
Tapi begitulah sosial media ada beragam respon ketika melihat informasi, kemudian terburu buru menilai tanpa analisa perbandingan objektif. Ya tapi its ok, sosial media mengajarkan untuk bisa melatih kewarasan sekaligus kegilaan secara bersamaan.
Setiap informasi yang viral akan terus bergulir dengan seiring berjalan nya waktu. Tergantung cara kita merespon informasi yang ada, apakah sekedar ikut ikutan teman, tersulut emosi karena berbau SARA, atau ada yang lain?
Mengawali segala reaksi dengan objektifitas akan melahirkan kebijaksaan. Meski pada akhirnya akan menilai dengan subjektif juga, namun karena telah mengawali dengan objektif, dapat menilai dengan lebih jernih.
Benturan demi benturan akan terjadi di sosial media. Resiko merespon dengan penilaian kebanyakan orang akan banyak yang mendukung namun jika ada yang beda dan 'nyeleneh' bersiap siaplah kena lepar jumroh komentar pedas. Mulai dari kemarahan hingga dalil agama yang dikeluarkan di sana.
Untuk itu karena menjadi waras sudah terlalu mainstream, lebih baik menjadi gila. Ya, menjadi orang gila yang tidak peduli dengan keriuhan di luar sana, hanya asik tertawa. Tau sendiri, di ladenin malah ribut, di diemin makin di bully, mencoba untuk cuek malah kesel sendiri, untuk membela mati matian malah terlihat nyolot dan memperbanyak debat. Lantas sikap apa yang harus di pilih?
Silahkan pilih sesuai dengan peran anda masing masing. Jika yang bikin anda happy adalah yang selama ini anda respon, lanjutkan. Namun jika ada mau merenung dan menilai dengan objektif maka ada jalan untuk lebih jernih menilai apapun yang hadir di depan kehidupan anda.
Pesan nya adalah:
Jika menjadi waras membuat anda ngamukan untuk membela mati matian dan tidak boleh ada yang berpendapatnya, mungkin sudah saatnya mencoba untuk menjadi gila.
Yakni; mampu bersikap jenaka, lucu, humoris, santai pada kondisi yang serius, kaku sehinga dapat lentur dalam menyikapi apapun.
Cilegon, 08122017
Roby Martin
Komentar
Posting Komentar