Langsung ke konten utama

Postingan

Takut Mati Meskipun Saya Akan Bertemu dengan Tuhan

Teringat waktu masa pandemi Covid lalu, orang terdekat yang kita kenal, muda maupun tua mati dan kejadian ini membuat kita ketakutan sekaligus panik, jangan-jangan setelah mereka saya mendapatkan giliran dijemput oleh kematian. Ceramah shalat Jumat ketika itu memberikan motivasi kepada jamaah bahwa kita semua ini Camat atau Calon mati, tinggal bagaimana kita dapat menggunakan waktu yang ada untuk bisa bermanfaat bagi orang lain dan punya cukup bekal di akhirat nanti. Motivasi jenis ini sering saya pakai untuk memotivasi saya agar melakukan amal kebaikan demi mendapatkan pahala dan surga. Cara pandang saya melihat kematian bergeser dari takut mati kepada mempersiapkan kematian dengan cara yang terbaik yakni melakukan serangkaian amal kebaikan di dunia. Ada lagi yang memberikan jokes begini, mengapa kita takut dengan kematian? padahal kita semua yang ada di sini ingin bertemu dengan Tuhan dan masuk surga. Ayo kita mati saja sekarang, toh sudah dijamin masuk surga oleh Tuhan. Dari sini sa...

Ajaran, Budaya dan Teologi

Dalam agama ada tiga hal yang seringkali keberadaaanya tidak disadari dan mencampur adukan seolah berasal dari agama, padahal kalau mau kita telaah dan teliti lebih detail lagi bahwa ada yang namanya ajaran, budaya dan teologi. Untuk bisa mengidentifikasi apa itu ajaran, budaya dan teologi yang ada di dalam agama, kita harus mengetahui dan memisahkan terlebih dahulu mana yang masuk ke dalam kategori ketiganya. Jangan sampai kita gagal paham, yang membuat kita menyamaratakan semuanya berasal agama, padahal itu bagian dari ajaran, bukan bagian budaya dan teologi. Ini bagian budaya di dalam agama, bukan ajaran atau teologi. Begitupun dengan teologi pun terpisah dengan ajaran dan budaya. Sekarang kita coba perjelas dengan contoh ajaran yang ada di agama, sedekah atau berbagi dalam bentuk menyisihkan sebagian rezeki kita kepada orang lain, ajaran sedekah ini ada hampir di semua agama. Sebab ajaran ini bersifat universal, setiap agama memiliki kesamaan ajaran yang berisikan kebaikan yang uni...

Waktu untuk Tidak Menikah

Saya sering menyarankan kepada teman untuk jangan buru-buru menikah sambil saya memberikan sejumlah alasan logisnya agar mudah dimengerti dan memperhitungkan resiko serta keputusan yang diambil. Menikah tidak seindah apa yang dikatakan oleh para Ustadz yang sering mengajak nikah dan nikah lagi (poligami). Ajakan mereka itu tidak disertai dengan cara menangani kusutnya rumah tangga yang berakhir pada perceraian. Anehnya ada Coach yang menyarankan kalau ada istri yang tidak menerima syariat Allah yakni poligami, istri tersebut boleh diceraikan dan memilih istri yang menerima syariat Allah dan sunnah Rasul yang mulia. Terlepas dari itu menikah adalah pilihan, bukan sebuah kewajiban. Melihat pernikahan jangan berhenti di kenikmatan dan keindahannya, sebaiknya lihat juga keributan dan masalah yang ada di dalamnya. Tanpa kebijaksanaan yang cukup, pernikahan akan menjadi masalah hidup yang tidak kunjung usai, baik yang belum, yang akan maupun yang telah menikah. Kebijaksaan yang dimaksud adal...