Langsung ke konten utama

Postingan

Pengakuan Evaluatif

Mengakui sebagai pendosa lebih jujur daripada mengaku-ngaku paling banyak amal baiknya.  Artinya mengakui adalah bentuk kejujuran terhadap diri sendiri, berani menelanjangi dirinya dan dengan sendirinya terjadi perubahan evalutif. Di mana ketika menyadari kesalahan dirinya maka secara evaluatif akan mengintropeksi diri ke dalam, bahwa ada banyak hal yang harus diperbaiki ketimbang denail atau menyangkal tidak punya peran dan andil. Terorisme yang ada di Indonesia mau tidak mau harus diakui ada peran agama di dalamnya. Pelakunya jelas punya paham agama yang radikal dan memang dilatarbelakangi oleh semangat jihad. Akui saja dahulu, agamanya adalah islam. Karena teroris dari identitas dirinya, gaya berpakaian hingga dimakamkan dengan prosesi agama Islam. Setelah mengakuinya akan lebih mudah evaluasinya dengan mencari akar penyebab masalahnya.  Bahwa ternyata ajaran agama Islam dapat disalahgunakan pemahaman jihadnya, intoleransi dan radikalisme yang muncul karena kebencian terhad...

Nepotisme Politik dan Agama

Nepotisme akar asal muasalnya ada pada pemilihan yang ada hubungan saudara atau teman dekatnya bukan berdasarkan kemampuannya. Di dalam politik dan agama tradisi nepotisme atau yang lebih dikenal sebagai politik dinasti sudah ada dipelihara sebagai budaya dan naluri dasar manusia yang mementingkan pemilihan saudara. Misalnya, pemilihan ketua umum partai selanjutnya dipilih berdasarkan hubungan anak, istri, saudara dan teman dekatnya. Mereka yang punya trah keturunan nabi atau ulama terkemuka, maka mereka yang lebih berhak mendapatkan keistimewaan dalam gama, mulai dari urusan membaca doa yang paling mudah dikabulkan oleh Allah sampai keutamaan derajat manusia diperoleh berdasarkan darah kebangsawanan. Bukan hanya di politik dan di agama, di perusahaan sekalipun bagi yang punya jabatan tinggi punya hak istimewa dan kemudahan untuk memasukkan keluarga atau saudaranya. Begitupun untuk menunjukkan kebanggaan diri, dengan menyebutkan punya saudara orang ternama dan disegani punya kartu spes...

Kematian Orang-Orang Saleh

Di antara perasaan ganjil yang melingkupi masa pandemi ini, yakni ketakutan kehilangan orang yang terdekat, orang yang dicintai, dikagumi, teman ngobrol hingga orang-orang yang saleh. Tidak ada obat yang ampuh untuk mengobati kehilangan selain bertemu, sedangkan yang memisahkan dari kehilangan itu adalah kematian. Benar, kematian adalah kepastian, semua dari kita akan kebagian jatah untuk mati juga. Tentang kematian orang-orang saleh ini agak sulit bisa saya terima, terpikir siapa lagi yang dapat menggantikan suri tauladan dan gudangnyaa ilmu yang dimiliki mereka, di saat lebih banyaknya orang-orang yang bodoh menyampaikan ilmu dan mengatakan apa-apa yang tidak dia kerjakan. Nampaknya stok orang-orang saleh berkurang dan ini tugas besar bagi kita yang menyadari ada peran yang dapat kita ambil untuk memberikan manfaat bagi banyak orang. Sedikitnya dapat menggantikan peran orang-orang saleh, walau masih jauh dari keilmuan yang mereka punya. Masa pandemi ini menyodorkan kita banyak hal ya...