Langsung ke konten utama

Pengakuan Evaluatif

Mengakui sebagai pendosa lebih jujur daripada mengaku-ngaku paling banyak amal baiknya. 

Artinya mengakui adalah bentuk kejujuran terhadap diri sendiri, berani menelanjangi dirinya dan dengan sendirinya terjadi perubahan evalutif.

Di mana ketika menyadari kesalahan dirinya maka secara evaluatif akan mengintropeksi diri ke dalam, bahwa ada banyak hal yang harus diperbaiki ketimbang denail atau menyangkal tidak punya peran dan andil.

Terorisme yang ada di Indonesia mau tidak mau harus diakui ada peran agama di dalamnya. Pelakunya jelas punya paham agama yang radikal dan memang dilatarbelakangi oleh semangat jihad.

Akui saja dahulu, agamanya adalah islam. Karena teroris dari identitas dirinya, gaya berpakaian hingga dimakamkan dengan prosesi agama Islam.

Setelah mengakuinya akan lebih mudah evaluasinya dengan mencari akar penyebab masalahnya. 

Bahwa ternyata ajaran agama Islam dapat disalahgunakan pemahaman jihadnya, intoleransi dan radikalisme yang muncul karena kebencian terhadap mereka yang berbeda pemahamannya.

Sekali lagi teroris punya agama, yang banyak di Indonesia agamanya adalah Islam. Namun hal ini bukan dimaksudkan untuk islamphobia dan di agama lain tidak ada terorisme. 

Maksudnya, mari kita evaluasi dan perbaiki bersama untuk menumbuhkan semangat pluralitas guna menerima keragaman dan menanamkan nilai pembebasan guna membebaskan ajaran islam yang mengajak kepada pemahaman radikal dan teror.




Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...