Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Toleran, Intoleran dan yang Lainnya

Apakah yang toleran berarti sudah tidak melakukan intoleran sama sekali?  Terkadang yang merasa paling toleransi pun melawan yang intoleransi dengan cara yang tidak mencerminkan sebagai orang yang toleransi. Untuk memecah kesalahpahaman ini, pertama kali kita harus tahu dulu bahwa intoleransi sama dengan tindakan mengancam, memaksa dan merugikan orang lain.  Sampai sini sebenarnya kita punya tolak ukur bahwa ini tentang kenyamanan dan keamanan satu sama lain. Karena begini, mereka yang berani melakukan tindakan intoleransi punya landasan yang kuat untuk membela keyakinannya. Sehingga dibolehkan secara syariat untuk melakukan tindakan buruk sekalipun karena keyakinannya diusik. Di dalamnya ada pahala, ada anjuran dari kitab suci dan ada surga yang menunggu ketika melakukan perlawanan terhadap mereka yang melanggar syariat keyakinan yang telah ditetapkan. Terlepas dari salah tafsir mengenai keyakinan yang mereka pakai, setidaknya kita mengetahui motivasi mereka melakukan tindaka...

Flexing; Sebuah Seni Untuk Pamer yang Elegan

Prof. Rhenald Kasali menjelaskan mengenai fenomena anak muda yang kaya raya dan aktif pamer kebanyak orang membeli rumah, mobil sport, motor yang harganya bombastis milyaran rupiah. Flexing adalah sebuah seni untuk pamer secara elegan, lazim dan membuat orang terkagum-kagum. Dan ternyata udang di balik batunya adalah mereka punya tujuan marketing, membangun sosok otoritas yang mampu membeli apapun yang diinginkan dan nantinya yang terpengaruh lebih mudah digiring ke produk yang mereka jual. Caranya dimulai dengan membangun 'personal branding' sebagai Pengusaha sukses atau Trader omset triliyunan. Setelah itu mengajak followers yang jumlahnya ratusan ribu atau hingga jutaan di youtube, IG, FB, Twitter untuk buka akun di Binomo atau sejenisnya memakai link affiliasi yang direkomendasikan. Hitunglah setiap orang investasi satu juta, maka dengan senang dia mendapatkan bonus afiliasi milyaran rupiah. Itu baru contoh produk investasi, belum lagi barang dagangan lainnya. Apakah ini sa...

Toleransi terhadap yang Intoleran

Ini sama saja halnya seperti memaafkan orang yang tidak mau meminta maaf, berbuat baik kepada orang yang jahat dan mencintai orang yang tidak pernah mau mencintai balik diri kita. Sulit, ya jelas sulit. Bertoleransi terhadap mereka yang intoleran. Di saat mereka melakukan tindakan intoleransi dan pada saat yang bersamaan kita diharapkan dapat bertoleransi. Kerangka besar yang dapat kita lihat di sini adalah intoleran memang muncul bersamaan dengan kesombongan dan egoisme ingin dihormati, memaksa dan gila sanjung puji.  Sedangkan toleransi muncul dari kerendahhatian, keberagaman dan saling menghormati satu sama lain. Jadi, toleransi terhadap yang bertindak intoleran disikapi dengan ketidak setujuan dan adanya kesadaran menolak segala bentuk intoleransi. Tidak dimaksudkan merasa golongan paling toleran sehingga dianggap orang liberal yang bebasnya kebablasan. Ini tentang timbal balik yang kebaikannya sama-sama memperoleh keunt. Ini tentang kesantunan yang didasari sikap saling mengho...

Sesajen, Syirik dan Intoleransi

Bagi yang meyakini sesajen itu dinilai syirik atau tindakan menyekutukan Allah, sebab dalam syariat tidak ada yang menganjurkan sesajen dalam praktek ritual ibadahnya. Nah ada lagi yang masih memegang erat kultur budaya setempat yang menjadikan sesajen sebagai ritual tolak bala walau agamanya melarang hal tersebut. Lantas bagaimana sikap kita? Terpenting harus bisa memisahkan dulu antara sesajen dan cara kita dalam mengingatkan mereka yang masih memakai sesajen. Tidak perlu melakukan atraksi jihad dengan merusak sesajen. Dakwah dengan cara ramah bukan marah-marah. Adapun agama lain yang melakukan ritual sesajen sebagai ritual agamanya, kita tidak boleh mengganggunya dan menghormati cara bersembahyang agama lain yang bermacam-macam. Mereka yang pro tindakan anti sesajen ini menolak tindakan intoleran sekaligus menyetujui sesajen itu haram. Mereka yang kontra fokusnya kepada tindakan intoleran dan arogan dalam merusak sesajen. Bagaimana kalau kita mengambil titik temu yang sama yaitu men...

Allahku Kuat, kalau Allahmu?

Saya undang teman-teman yang membaca tulisan ini dengan menjawab, pertanyaan mudah ini. Allahku kuat, kalau Allahmu? Tentu dengan mudahnya kita menjawab Allah kuat, lebih dari itu Allah maha kuat. Dengan kata lain Allah tidak bisa direndahkan dan diserupakan oleh apapun dan siapa pun. Nah membandingkan Allah yang maha kuat dengan kondisi sebaliknya merupakan tindakan yang tidak perlu, sia-sia dan tidak pantas. Artinya pembandingan tersebut sudah batal karena Allah sendiri tidak pernah mengatakan dirinya dengan nama-nama yang merendahkan kemahabesarannya. Kasus yang ramai belakangan ini, tidak lain pengaruh kepentingan politik dan kebodohan pelakunya dalam memilih diksi. Semoga jeruji besi dapat memberikan ruang muhasabah bagi pelaku. Kalau pun gak sempat muhasabah diri, kapan-kapan ngaji ke tempat yang bener, jangan ke Yahya Waloni atau Abu Janda.

Sesajen Mengundang Murka Allah

Nanti juga yang belum melihat video lengkap mengenai seorang pria yang merusak dan membuang sesajen yang biasa dipakai ritual agama lain di lokasi erupsi Semeru. Adegan ini makin terlihat "WHY?" ketika mengucapkan kalimat takbir, Allahu Akbar sambil melempar sesajen ke jurang.  Minoritas tentu tidak bisa berbuat apa-apa terhadap mayoritas yang seolah boleh berbuat semena-mena.  Nah teman-teman yang memeluk agama yang sama namun 'fikroh' nya berbeda dengan dia, sangat mengutuk tindakan arogan tersebut dan perlu ada tindakan hukum. Ini lah yang disebut intoleransi, yakni kehendak memaksakan satu gagasan, agama ideologi, manhaj, keyakinan kepada orang lain. Seorang atau sekelompok intoleran mengusung kesombongan dan egoismenya dalam memaksakan kebenaran tunggal, sehingga dia merasa paling benar sendiri dan yang lain dipaksa untuk mengikuti kebenaran tunggal miliknya. Agama, keyakinan, pikiran, perasaan, agama, budaya, politik, gagasan, ideologi yang liyan (lain) tidak ma...