Langsung ke konten utama

Postingan

Kematian Orang-Orang Saleh

Di antara perasaan ganjil yang melingkupi masa pandemi ini, yakni ketakutan kehilangan orang yang terdekat, orang yang dicintai, dikagumi, teman ngobrol hingga orang-orang yang saleh. Tidak ada obat yang ampuh untuk mengobati kehilangan selain bertemu, sedangkan yang memisahkan dari kehilangan itu adalah kematian. Benar, kematian adalah kepastian, semua dari kita akan kebagian jatah untuk mati juga. Tentang kematian orang-orang saleh ini agak sulit bisa saya terima, terpikir siapa lagi yang dapat menggantikan suri tauladan dan gudangnyaa ilmu yang dimiliki mereka, di saat lebih banyaknya orang-orang yang bodoh menyampaikan ilmu dan mengatakan apa-apa yang tidak dia kerjakan. Nampaknya stok orang-orang saleh berkurang dan ini tugas besar bagi kita yang menyadari ada peran yang dapat kita ambil untuk memberikan manfaat bagi banyak orang. Sedikitnya dapat menggantikan peran orang-orang saleh, walau masih jauh dari keilmuan yang mereka punya. Masa pandemi ini menyodorkan kita banyak hal ya...

Islam dan Musik

Kalau ada ajaran Islam yang melarang musik, ketahuilah ini bagian dari ijtihad ulama yang melarang, sebab memang ada yang memakai musik untuk kemaksiatan. Melihat perbedaan di Islam yang beragam janganlah heran, hasil reinterpretasi ajaran Islam begitu banyak yang ditentukan oleh ijtihad atau pendapat ulama. Kebingungan yang terjadi adalah saya ini harus menikmati musik atau meninggalkan musik?  Bagi yang bingung ini biasanya mulai meninggalkan musik pelan-pelan sambil mencari dalil yang menguatkan keyakinannya untuk total meninggalkan atau kalau ada kelonggaran nantinya akan bermain musik lagi. Melihat bagaimana Uki Alkautsar mantan gitaris band Noah memilih untuk meninggalkan musik dan fokus kepada belajar Islam manhaj salaf. Begitupun saat Tantri Kotak band memilih tetap bermusik dengan jalan belajar dari ulama yang membolehkan musik. Fenomena ini saya lihat begitu luasnya khasanah keislaman yang membebaskan pemeluknya untuk memilih sesuai kecenderungan yang paling bisa dia ambi...

Kebebasan yang Bertanggung Jawab

Apakah kebebasan ada batasnya? Jika ada berarti bukan kebebasan dong karena dibatasi oleh batasan? Menurut saya kebebasan yang ada batasnya bukan kebebasan namanya, itu namanya kebebasan yang terbatas. Dari sini kita tahu bahwa kebebasan yang terbatas itu dibatasi oleh lingkungan atau orang lain. Secara personal memang bisa melakukan sebebas-bebasnya akan tetapi interaksi sosial membuat kita dibatasi mau tidak mau. Setelah itu kebebasan yang terbatas dibingkai dalam tanggung jawab agar batasan-batasan yang ada punya konteks terhadap realitas yang dihadapi. Jadi kebebasan mutlak sulit ditemukan ketika harus berhadapan dengan interaksi sosial sebab di dalamnya ada moral, norma, sanksi, sistem dan nilai yang berlaku di tempat tersebut. Kebebasan yang bertanggung jawab adalah jembatan penghubung terhadap ketepatan bersikap yang sesuai konteks atau kelayakan yang berlaku.