Langsung ke konten utama

Membersamai Ketika Sakit

Malam ini, lampu rumah sakit seperti mata-mata yang tak pernah tidur. Aku duduk di kursi plastik, menjaga istri yang baru saja keluar dari operasi kista. Semua terasa pelan—detak infus, nafasnya yang berat, sampai degup jantungku sendiri.

Tidak ada keluarga yang datang. Tidak ada saudara yang menjenguk. Semua memang atas pilihanku. Aku tidak ingin ada wajah-wajah khawatir yang justru membuat beban semakin berat. Biarlah hanya aku yang tahu, betapa rapuhnya ia saat ini.

“Papah, haus…” katanya lirih. Aku buru-buru mendekat, menyodorkan sedotan ke bibirnya. Tangannya gemetar, matanya sayu. Dan di momen itu, aku merasa seperti anak kecil yang ingin menangis tapi harus kuat.

Sepanjang malam aku belajar jadi perawat, jadi penjaga, jadi teman bicara, bahkan jadi bantal untuknya bersandar. Kadang tubuhku protes—pinggang nyeri, mata perih karena kurang tidur. Tapi aku tetap di sini. Bagaimana mungkin aku pergi, sementara ia berjuang menahan sakit?

Sesekali ponselku bergetar, pesan masuk dari teman: “Butuh bantuan nggak?” Kujawab singkat: “Aman, bro.” Mereka tak perlu tahu, bahwa yang sebenarnya kurasakan adalah kesepian yang dalam.

Tapi di balik kesepian ini, ada ketenangan yang aneh. Seolah-olah dunia hanya tinggal aku dan dia. Tak ada yang lain. Tak perlu yang lain.

Kalau suatu hari ia bertanya, kenapa aku rela menjaga sendiri tanpa minta bantuan siapa pun, mungkin jawabanku sederhana: karena cinta, kadang hanya butuh dua orang untuk merasa lengkap. Dan malam ini, lengkap itu bernama aku dan dia.

Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...