Langsung ke konten utama

Ajakan Ngopi Jkw Terhadap Hrs

Mendudukan penembakan 6 orang yang mati sebagai berita menggembirakan, saya rasa kurang manusiawi, karena bagaimanapun ada nyawa yang mati secara mengenaskan ditembak dan mati. Terlepas matinya syahid atau tidak itu urusan Allah, setidak kita mendoakan dengan mengirimkan Al Fatihah kepada mereka adalah sebaik-baiknya akhlak.

Menyalahkan polisi yang menembak pun kalau kronologinya adalah adu tembak menembak, maka tembakan untuk melawan dan melumpuhkan dalam kondisi tersebut bisa dibenarkan oleh aparat kepolisian untuk melindungi diri. Walau simpang siurnya berita mulai muncul, terjadi dua versi bahwa dua pistol tersebut adalah fitnah dan di pihak kepolisian terdapat alat bukti kejahatan berupa senjata tajam dan senjata api. 

Satu sisi saya mendukung pengusutan 6 korban tembak kepolisian oleh Komnas HAM dan satu sisi saya pun mendukung ketegasan kepolisian dalam menuntaskan kriminalitas yang dilakukan oleh siapapun. Di titik ini saya mengimbangi keduanya, polisi tetap tegas dalam penegakan hukum dan gelar perkara kronologi untuk membuka fakta tindakan kepolisian yang sebenarnya.

Mari kita lihat kembali ke belakang, bagaimana Hrs sering memberikan ceramah yang membakar semangat jihad, mengkritik pemerintah, dan rangkaian narasi yang menggiring jamaahnya untuk melawan ketidakadilan. Hadirnya Hrs adalah simbol perlawanan terhadap pemerintah, yang akarnya dibawa semenjak isu ganti Presiden. Respon kepolisian adalah jawaban atas absennya kekuatan penegak hukum yang takut terhadap simbol perlawanan pemerintah ini. Bentuk ketegasan yang muncul yakni menembak hingga mati. Ini mengertikan memang, namun sudah sering terjadi semenjak era 98 yang menggunakan kekuatan Polri dan TNI untuk membungkam siapapun yang tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah.

Akhirnya mungkin benar bahwa ajakan Jkw mengundang Hrs ngopi bareng bisa menjadi wadah rekonsiliasi antara kedua belah pihak. Walau entah solusi bersamanya apa, yang penting kegelisahan Hrs ini tertampung dan memberikan kesan pemerintah mampu menampung kritik keras yang evaluatif. Kita sama-sama melihat dua kubu yang sedang melakukan sajian film action sekaligus drama. Di dalamnya ada action baku hantam dan drama sembunyi kemudian kejar-kejaran yang entah sampai kapan berhentinya, yang dampak trendingnya berhasil menutup isu-isu politik lainnya yang lebih urgen dituntaskan.


Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...