Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Sejuta Tawa dan Tangisan di Ujung Senja

A dalah sejumlah keegoisan yang selalu ingin menang sendiri. Tidak terbantahkan dan suka menutut. Kesalahan merupakan keburukan sekaligus pembelajaran kebaikan bagi yang mau memperbaikinya. Tidak akan pernah nampak kebenaran jika dalam anggapan nya sudah menyimpan dan mengawetkan keburukan yang sudah menempel lama di diri orang tersebut. Seperti dalam penggalan bait lagi Ebiet G Ade; apakah bila terlanjur salah? Akan tetap di anggap salah. Tiada waktu lagi benahi diri, tiada tempat lagi untuk kembali. Dari situ muncul lah sejuta tawa. Menertawakan segala hal yang seharusnya tidak di perdebatkan, menertawakan kebodohan dan kesalahan diri, menertawakan semua nya yang terlintas dalam pikiran dan perasaan. Luapan tawa itu mengalir menjadi sukacita dalam melihat kehidupan. Memang tidak ada yang harus di bela mati matian, tidak ada yang pemaksaan kehendak untuk sama semua, tidak ada perbaikan kepada orang lain dengan hinaan dan perkataan buruk karena itu akan semakin merusaknya...

Tuhan.. Maaf kami sibuk, Tunggu sebentar lagi

Sori bro, gue sedang sibuk, sholat nya nanti dulu. Sebentar lagi ya.. *kata temen satu kantor Oke bro, di lanjut sibuknya. Gue duluan yess. Bukan hanya sholat. Ada banyak amal ibadah lainnya yang di tunda dan pada akhir masanya malah tidak dilakukan sama sekali. Proses tawar menawar ini menarik. Kita memiliki serangkaian aktivitas wajib dan sunnah, dan kita pula yang menawarnya agar menundanya dan ada pula yang tidak melakukan nya. Motivasi bersedekah untuk dapat balasan berkali kali lipat. Nah kalau tidak sesuai dengan harapan bagaimana? Mau menuntut Tuhan? Ada kisah pembunuh dan pelacur yang masuk surga karena sedikit kebaikan sebelum kematiannya padahal punya banyak dosa tapi lolos dari neraka. Mereka punya keutamaan, tidak menunda kebaikan di saat hidayah turun padanya. Kata imam hasan al bana, al wajibatu aksaru minal auqot. Kewajiban lebih banyak daripada waktu yang tersedia. Banyaknya kewajiban yang di berikan kepada kita tidak sebanding dengan waktu yang tersedia. ...

Rina Nose dan Lepas Kerudung

Banyak yang menyayangkan keputusan rina nose yang melepas kerudung nya. Keputusan ini tentu sudah di pilih dan di pikirkan reaksinya sebelum dia berani tampil di publik untuk lepas kerudung. Sama seperti halnya ketika rina nose memutuskan berhijab. Keputusan hasil pergolakan batin (emosional) sehingga melahirkan keputusan yang harus membuat ia berani berhijab dan pada akhirnya secara emosional juga melepaskannya. Di kalangan netizen sudah biasa nyinyir kepada artis. Haters namanya. Baiknya salah, apalagi buruk nya. Pasti kena nyinyir yang afgan (sadis). Mulai nyinyir karena pake hijab, enggak pake kaos kaki, kerudung leher keliatan dan akhirnya buka kerudung. Netizen makin kalap untuk bully secara brutal hingga komentar di akun IG rina nose sampe ribuan. Inilah kehidupan. Akan selalu ada yang suka dan tidak suka dengan keputusan kita. Kita harus bisa bersabar dan cuek dengan komentar orang lain. Baiknya kita aminkan dan ucapkan terimakasih, buruknya di terima dengan santai ag...

Jomblo Anti Bully

Terasa jahat memang. Kepada mereka yang suka membully secara membabi buta para Jomblo. Hanya karena belum menikah atau punya pacar. Seolah mereka (para jomblo) masuk dalam kasta ter rendah. Di bawahnya kasta sudra (kasta budak). Hina dina, sehina hina nya. Apalagi mereka sudah cukup dari segala sisi. Mapan secara finansial, keliatannya. Cukup secara umur, temen seumurannya udah pada nikah. Padahal mereka tidak tau ada serangkaian alasan yang membuatnya belum juga menikah. Beberapa ada yang kesal dan emosi level dewa kalau udah di sindir, pertanyaan sakral dan horor. Kapan menikah? Seolah orang orang nyinyir dan kebanyakan makan mecin ini tidak bisa melihat situasi dan kondisi. Mending nanya nya itu sambil ngejodohin; info pria dan wanita single yang siap untuk di nikahi, ngasih uang buat modal nikah, dan memberikan segala kemudahan untuk menikah. Tidak hanya menanyakan dengan niat membully kemudian menjatuhkan nya ke jurang putus asa. Para jomblo pun lelah dan enggak ngerti ken...

Banser NU, Khalid Basalamah hingga Felix Siauw

Ini bukan pertama kalinya banser ngebubarin pengajian. Dulu juga pernah, pengajiannya khalid basalamah. Pembubaran nya masih tergolong baik baik. Enggak bawa golok apalagi bawa perasaan (baper). Itu tidak terjadi. Banser tentu punya alasan tersendiri. Mereka melakukan itu punya dasar. Bukan ujug ujug ngebubarin tanpa sepengetahuan pihak berwajib. Sebelum bahas lebih lanjut mengenai hal ini di zaman rosul dulu, bukan zaman now ya. Udah biasa rosul di timpukin batu, kotoran bahkan di ludahin. Ini pun saya pernah dengar cerita temen temen di jamaah tabligh saat khuruj, dan dakwag ke rumah rumah untuk mengajak sholat namun yang di dapat usiran dan lemparan sandal. Mereka anggap ini sunnah rosul, rosul aja kaya gini kalau dakwah. Banyak yang enggak suka. Malah bikin mereka makin semangat berdakwah ke rumah selanjutnya. Allahu akbar! Jadi jika ada dakwah nya yang di tolak oleh banser ya sah sah aja. Itu dinamika dakwah. Adapun banser pernah jaga gereja saat hari natal pun its ok ...

Kangen Sendiri

Bisa kamu bayangin enggak, di suatu momen di mana cuman lu aja yang kangen. Tapi yang di kangenin enggak pernah peka? Yes, pasti gemes dan greget sendiri ye kan? Cem kaya ngeliat jerawat di pipi yang sedang mateng tapi sengaja gak di pencer biar, meletus sendiri. Apalagi kangen nya diem diem, di pendem sendiri. Gak pernah di bilangin. Ini lebih gemes. Cuman bisa kagum dan kepoin dari jauh. Huft.. Lebih getir lagi. Pas yg di kangenin gak pernah komunikasi, gak pernah dateng ke rumah dan tiba tiba ngasih undangan nikah. Ini ngeselin level dewa. Jadi selama ini kamu anggep aku apa? Remah remah rengginang atau butiran debu di kasur. Ya begitulah resiko kangen sendiri. Keselnya di tahan sendiri. Gemes nya di kumpulin sendiri. Ruwet nya di pelihara sendiri. Dan capek, capek sendiri. Saran saya bagi yang pernah atau sedang ngerasain kangen sendiri kaya gini. Kurangin makan mecin dan banyakin piknik. InsyaAllah nanti ilang sendiri. Kalaupun kumat lagi. Gampang, solusi nya adalah da...