Langsung ke konten utama

Postingan

Dahaga Keinginan

Meski udah dapet gajian, belum cukup untuk memenuhi semua keinginan. Ingin beli rumah, mobil, AC, cincin, burung kicau, naek haji, ayo beli apa lagi? Kepikir deh buat jualan supaya kaya dan bisa beli semua yang di pengen. Belajar elmu marketing, teknik closing, copy writing, ikutan MLM syariah, ikutan training di trainer yang islami pake banyakin sedekah di jamin kaya, ikutan pelatihan untuk kaya raya, yuk mau ikutan apalagi biar cepet kaya? Begitulah yang namanya keinginan. Pokoknya kalau mau di turutin semuanya, pasti kaga ada abis abisnya. Kata guru ngaji kampung, bilang cuman kesederhanaan yang bisa bikin ngendaliin hawa nafsu keinginan.

Tembok Cinta

Dulu di masa kecilnya, sering menuliskan nama pacar di meja, tembok toilet, tembok gang yang penuh dengan coretan serupa. Di lengkapi dengan gambar 💘 sebagai bukti cinta itu keindahan yang bisa hadir di segala tempat mana pun. Hingga saat ini kenangan akan tulisan itu masih ada, memang agak buram dan tidak jelas terbaca, namun rekaman ingatan itu masih ada, jelas terbayang ketika melewati gang rumahnya. Begitulah cara cinta mengarahkan rasa untuk meluapkannya dalam bentuk tulisan. Sederhana tapi berkesan. Coba lah lakukan sekali lagi, tuliskan nama kekasih kamu menggunakan tipe x di tembok tembok gang rumah atau bahkan di dalam kamar kamu sendiri. Kekasih yang ada di masa lalu, saat ini dan yang akan datang, tulislah di semua tembok yang pernah kamu ketemui. Semoga saja menjadi keindahan atas kenangan yang pernah terjalin bersama. Ihiw. Cilegon, 17022017 Roby Martin

Tuma'ninah Seorang Komentator Politik

Sebenarnya kekisruhan dalam politik ini terjadi karena semuanya menjadi komentator politik, bukan karena sebagai politikus itu sendiri. Mereka ribut, marah, kesal sebagai komentator politik. Seperti halnya komentator bola, mereka gaduh dan seru sendiri padahal tidak sedang bermain sepak bola. Just comment! Mending kalau berkomentar sopan, ini malah ribut dengan menggunakan kata kata kasar, bermusuhan, berkelahi, ngotot. Jelas jelas tidak akan pernah menyelesaikan masalah perpolitikan di Indonesia. Lha wong bukan praktisi politik, ngomongin politik. Gak nyambung! Yang di cari bukan solusi, namun debat kusir yang sarat dengan ego dan emosi. Tuma'ninah atau jeda sejenak ketika menjadi komentator politik adalah cara untuk memberi jarak kepada masalah politik yang ada. Jarak ini berguna untuk melihat dari luar dan mengamati sang aku dan perpolitikan yang ada. Proses ini akan menghentikan sejenak pikiran yang liar dan nakal untuk emosional menjadi komentator politik. Sehingga tersadar, ...