Saya kira kalau sudah selesai dengan baik-baik, semuanya sudah otomatis tuntas semuanya, ternyata tidak juga. Masih ada perasaan-perasaan lain yang belum selesai untuk tuntas sebab membutuhkan waktu dan bukti yang lama.
Lamanya waktu dan bukti ini membuat saya kebingungan dan putus asa, kira-kira harus bagaimana lagi yang dilakukan? Sudah mencoba melakukan yang terbaik menurut usaha yang telah dilakukan, akan tetapi dinilai masih belum menaruh kepercayaan sepenuhnya.Apalagi sudah melakukan kesalahan yang berulang kali disesali, memberi janji dan ternyata masih terbukti melakukan kesalahan tersebut kembali. Untuk itu wajar rasa kecewa selalu menghantui ketika perubahan sikap lebih baik pun, akan selalu dicurigai dan diwaspadai sebagai celah untuk mengulanginya lagi suatu saat nanti.
Entah sampai kapan ini terus terjadi, kesabaran adalah kuncinya, namun saya tidak punya kesabaran yang sekuat itu. Saya bisa rapuh, menyerah dan lebih baik menjaga jarak yang mungkin bisa memberikan jeda, bukan memperbaiki.
Dalam pikiran saya memperbaiki pun rasanya percuma, di saat yang sama hantu yang bernama kecurigaan dan kecewa tetap ada di sana. Maju kena dan mundur pun kena, mungkin kondisi ini yang sedang saya alami.
Akhirnya saya juga menyerahkan semuanya kepada waktu dan konsistensi tindakan yang bisa saya ubah untuk menjadikan kondisi ini lebih baik lagi. Kalau nantinya tidak kunjung membaik dan ternyata belum selesai juga, apa boleh buat, saya harus tunduk dengan kenyataan kemudian menerimanya sebagai konsekuensi logis kebodohan saya di masa lalu yang seringkali berulang.
Komentar
Posting Komentar