Di batas pertemuan antara kejenuhan dan kebosanan adalah upaya untuk mencari makna hidup. Mau kemanakah akhir dari kehidupan kita? Apa tujuan hidup ini? Kedua pertanyaan ini dapat merefleksikan diri kita agar dapat berhenti sejenak dan membaca diri, bahwa jangan sampai hidup sia-sia dan mati dalam keadaan su'ul khotimah.
Kemudian, ketika mencari makna, akankah menemukan makna sejati? Sumbernya dari mana? Kebanyakan orang menemukannya di agama dan mereka yang mendapatkan pencerahan dari agama disebut telah mendapatkan hidayah, prosesnya bernama hijrah. Pindah dari kehidupan yang sia-sia hilang arah, menuju makna yang sejalan dengan nilai-nilai kebaikan yang ada di dalam agama.
Sekarang kita balik, begini: dapatkah hidup tanpa tujuan dan tanpa makna? Artinya kita hidup mengikuti 'flow state', merayakan apapun yang hadir dalam kehidupan, menghancurleburkan tujuan dan tujuan-makna hidup dalam totalitas ikhtiar.
Dengan demikian, tujuan dan makna hidup tidak usah dicari sebab kehidupan adalah tujuan-makna itu sendiri. Berarti sudah include di dalamnya dan ada saat selaras bersama kehidupan.
Dengan kesempurnaan sebagai manusia, seharusnya menyadari adanya modal utama untuk dapat menggenggam apapun yang ada di dunia. Melangkah dengan penuh tanggung jawab dan melompat dengan kesadaran penuh.
Cilegon, 13 Agustus 2018
Roby Martin
Komentar
Posting Komentar