Langsung ke konten utama

Akhwat Suka Ikhwan yang Kalem, Bener Ga Sih?

Kata seorang akhwat, selain ikhwan jomblo yang suka ngomongin akhwat jomblo, akhwat pun demikian, suka ngomongin ikhwan.

Ikhwan jomblo begitu senang membahas akhwat jomblo idaman dirinya dengan parameter kecantikan, seksi, pintar masak, idung mancung kedalam, kalem dan segala kesempurnaan lainnya. Meskipun ada yang bilang cantik itu relatif, sedangkan jelek itu mutlak. Tetap saja setiap orang punya kualifikasi yang rating nya menengah ke atas.

Begitupun dengan akhwat jomblo, senang membahas ikhwan yang kece, imut, kalem, soleh, mapan, bijak-sana bijak-sini, dan lain sebagainya.

Beberapa kejadian yang saya dan beberapa temen membenarkan pernyataan diatas.
Seperti saat halal bi halal, halaqoh, diskusi di grup bbm, fb, whatsapp, aksi gabungan dan sebagainya... tema bahasan awal selain menanyakan kabar, kerja dimana, dan di akhir yang paling seru dan penuh dengan pembulian yang berdarah darah ketika menanyakan kapan nikah? Dan berujung dengan pembahasan seputar akhwat jomblo yang masih bertebaran di muka bumi.

Apalagi yang menanyakan adalah yang sudah menikah. Beuh.. tentunya dia sangat bernafsu untuk membuli, seolah orang yang sudah menikah itu paling hebat dan paling segalanya. Sudah cukup kebal rasanya dengan pembulian ini, sehingga jika ada yang dengan anggun menanyakan kapan nikah? Saya jawab besok, dan jika besok menanyakan lagi, maka saya jawab dengam elegan sambil tersenyum unyu unyu, besok.. sengaja saya jawab ini agar pembulian terhenti dan dialihkan dengan candaan yang cukup garing.

Padahal jika yang sudah menikah mampu dengan jujur membahas buruk buruknya pernikahan seperti harus punya uang untuk beli popok, susu bubuk, biaya persalinan, keributan karena perbedaan karakter, dan seterusnya. Pastinya dengan tau buruknya pernikahan dia yang cerdas akan lebih bijak dan menjauhi pembulian, yang arahnya kepada wejangan, pencerahan, memberikan ilmu tentang pernikahan dan seluk beluknya sebagai pencerdasan.

Jadi, kesimpulannya adalah
1. Pahamilah segalanya dengan ilmu, bukan karena ikut ikutan.
2. Pembulian tanpa pencerdasan merupakan hal yang tidak baik.
3. Dan hentikan obrolan tentang ikhwan akhwat, jika pada akhirnya menjadi ghibah dan fitnah.

Ditulis oleh roby martin (gak usah pake pelengkap gelar akademis dan non akademis supaya keliatan tawadhu. Haha...)

******Persembahan untuk para ikhwan dan akhwat jomblo******

Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...