Entah karena ceroboh, terburu-buru, atau pikiran sedang bercabang ke mana-mana, kehilangan uang sering terjadi tanpa kita sadari. Tahu-tahu dompet terasa lebih tipis, atau tas terbuka sedikit. Padahal, momen kehilangan uang itu biasanya meninggalkan dua hal: rasa kesal dan penyesalan. Maka, menjaga uang sebenarnya bukan sekadar soal dompet atau tas—tapi soal kebiasaan kecil yang sering kita abaikan.
Pertama, gunakan dompet atau tas yang memiliki kompartemen khusus dan aman. Menurut para ahli keamanan barang pribadi, dompet dengan ritsleting lengkap atau tas anti-theft yang memiliki lapisan khusus bisa mengurangi risiko kehilangan hingga 60%. Selain itu, biasakan menaruh uang di tempat yang sama setiap hari. Kebiasaan konsisten ini membuat otak lebih mudah memetakan lokasi barang sehingga kemungkinan salah taruh jauh lebih kecil.
Kedua, hindari membawa uang tunai terlalu banyak. Psikolog keuangan seperti Dr. Brad Klontz menyebut bahwa semakin besar jumlah uang tunai yang dibawa, semakin tinggi risiko stres dan kelalaian. Gunakan kartu debit, e-wallet, atau pembayaran digital sebagai pengganti. Bukan hanya lebih aman, tetapi juga bisa dilacak jika terjadi kesalahan.
Ketiga, biasakan melakukan checking routine. Sebelum keluar rumah, berdiri sebentar dan cek: dompet, HP, kunci. Ulangi lagi saat hendak pulang. Rutinitas sederhana ini sering menyelamatkan kita dari momen “aduh… dompet ketinggalan”.
Terakhir, tingkatkan mindfulness. Kedengarannya klise, tapi para ahli memori sepakat bahwa konsentrasi saat meletakkan barang adalah kunci utama. Letakkan uang sambil sadar, bukan sambil scrolling HP atau menahan pintu yang hampir tertutup.
Uang memang bisa dicari lagi, tapi kehilangan karena kecerobohan selalu terasa menyebalkan. Jaga barangmu, jaga pikiranmu, dan biarkan dompetmu tetap utuh sampai akhir bulan.
Komentar
Posting Komentar