Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2015

Nanti dan bersabarlah dulu

Sudah lama. Lama sekali kamu menanti penantian ini. Gelora anak muda memang penuh dengan pertimbangan kesempurnaan, harus mapan, cerdas, rupawan, seolah nyaris tanpa cela. Namun itu semua akan sirna ketika di umur yang semakin menua, akhirnya menyederhanakan keinginan yang sempurna itu. Cukup ada yang suka saja, sudah senang bukan main. Tersadar bahwa menjadi pribadi yang menyenangkan itu banyak di sukai orang. Memang agak sulit jika sering menutup diri, galak dengan yang pdkt, terlalu selektif dalam memilah memilih. Nanti kalau sudah tobat itu salah, pasti menyesal. Dan dengan penyesalan itu akan bangkit perasaan untuk mengubahnya untuk lebih baik. Penantian. Apa kabar dengan jodoh kamu di lauh mahfudz? Apakah itu dia yang pdkt atau mantan yang balikkan? Nantikan saja, tunggu saja lah dulu, mungkin besok atau kapan kapan. Ini masalah waktu saja, tidak usah risau dan galau meradang. Nantikan saja penantian indah ini. Jodoh pasti bertemu. Hidup kesepian, tanpa kekasih Cukup sekian d...

Lingkaran Persepsi

Benar dan salah adalah persepsi. Tergantung kepada siapa yang menilai dan berdasarkan konteks apa yang di anut. Semuanya dapat benar menurutnya dan semuanya dapat salah menurutnya. Kondisi saling menyalahkan itu sungguh konyol ditambah merasa paling benar sendiri, sebab sudah jelas perbedaan penilaian dan konteks yang di pegang, jadi ya tidak sudah di sama samakan, apalagi dipaksakan harus sama, harus mengalah. Cukup pahami dan maklumi perbedaan yang ada. Coba masuklah dalam persepsi orang lain dan pahami konteks yang dia anut, pastilah akan menemukan kebenaran versi dia. Semuanya benar adanya dan dari situ kita dapat menghargai perbedaan tanpa harus memaksakan orang lain untuk ikut maunya kita.

Penantian

Kemudian kamu menanti ketidakpastian yang lama dan tak menentu. Lebih baik kamu berpikir kembali dan tidak lagi selalu berpikir positif terhadap keadaan. Karena selalu berpikir positif adalah wujud kepengecutan diri. Bukankan menanti itu menyebalkan? menjenuhkan? Lalu mengapa kamu setia dalam penantian panjang ini? mungkinkah hati ini terlalu bergantung harap kepada satu wajah yang kamu rindukan itu. Padahal masih ada waktu untuk mengubah penantian menjadi kepastian. Masih ada ruang bicara untuk membahas strategi yang membuka pintu penantian, dan masuk dalam perayaan cinta yang menggairahkan penghuninya.  Alasan nanti dan nanti, tidak lagi sering mampir di telinga. Kita akan lebih serius untuk membahas pertemuan dan kepastian. Lelah kalau kita rutin ribut untuk prihal yang sama, prihal yang itu itu saja. Ingat impian kita dahulu yang pernah ditulis, berdua kita bahagia, bersama kita sempurna.