Kesepian datang tanpa mengetuk pintu. Ia hadir di tengah malam yang sunyi, di sela-sela percakapan yang kosong, atau di antara tawa yang tak sungguh-sungguh. Kesepian bukan sekadar kehilangan orang lain; ia adalah kehilangan diri sendiri, kehilangan kemampuan untuk merasa utuh meski dunia di luar masih berdenyut. Ada saat ketika kita merasa ditinggalkan. Orang-orang pergi, kenangan memudar, dan hidup terus berjalan tanpa menoleh ke belakang. Namun, kesepian yang paling mengerikan adalah saat kita sadar bahwa orang yang kita cari untuk mengisi kekosongan itu adalah diri kita sendiri — diri yang telah kita abaikan terlalu lama. Sepi sering kali terlihat seperti musuh, mengintai di sudut-sudut pikiran. Tapi apa jadinya jika kita berhenti melarikan diri darinya? Apa jadinya jika kita duduk bersamanya, mengenalnya lebih dalam? Ternyata, kesepian tidak pernah berniat menyakiti. Ia hanya ingin mengajarkan kita bahwa diri kita adalah teman terbaik yang pernah kita miliki. Kesepian menawarkan r...