Tidak tahu cinta itu apa, namun sebatas merabanya dengan kaki dan dalam kondisi mata terpejam. Terus berjalan dalam kegelapan, meraba-raba arah dan jalan yang tak menentu. Semoga saja ini jalan yang benar, kalaupun salah sudah ada upaya segala cara yang dipunya. Meniup api cinta perlahan menggunakan sebilah bambu lingkar kecil (suluh) agar membesar di perapian. Panasnya api, ada gunanya juga untuk memasak yang mentah menjadi matang. Ego yang dibakar, pasti tidak nyaman, tidak mudah untuk menerima dan maunya pergi mencari tempat pelarian ternyaman. Berlari sejauh mungkin, menjauhlah sebisa mungkin, berjaraklah berkilo-kilo meter, ada jarak aman untuk tidak terlalu dekat dan terbakar. Memang kenyamanan yang dibutuhkan, pujian yang melangitkan hati. Perjalanan terlalu menyenangkan dan melenakan diri sendiri, seharusnya berhati-hati, jangan-jangan ini jebakan atau mungkin saja ini kesadaran here and now yang sesungguhnya. Biarkan nanti akan tiba waktunya sampai kangen sendiri, ingin mende...